Informasi Pendidikan, Tugas, Guru, Contoh, Cara, Jelaskan, Pengertian, Perbedaan, Persamaan

Kamis, 23 Juni 2016

DASASILA BANDUNG KONFERENSI ASIA AFRIKA 1955

Inilah 10 Hasil Dasasila Bandung KAA 1955 - Dasasila Bandung adalah 10 (sepuluh) poin hasil pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KTT Asia-Afrika) yang dilaksanakan pada 18-24 April 1955 di Bandung (Indonesia). 

Konferensi Asia Afrika yang dibuka secara resmi oleh Presiden Ir. Soekarno itu berlangsung di dua tempat, yaitu di gedung Merdeka dan gedung Dwi Warna. Selama konferensi terjadi perbedaan pendapat yang mengkristal menjadi tiga kelompok.

Pertama, kelompok yang pro-Barat yang meliputi Filipina, Thailand, Pakistan, Irak, dan Turki.

Kedua, kelompok komunis yang terdiri atas Cina dan Vietnam Utara.

Ketiga, kelompok netral yang terdiri atas India, Burma, Sri Lanka, dan Indonesia.

Sementara itu negara lainnya tidak menampilkan pendirian yang jelas. Suasana konferensi sempat panas saat kelompok pro-Barat yang antikomunis mengkritik secara tajam komunisme.
 

Subtansi Dasasila Bandung berisi tentang “pernyataan mengenai dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia”. Dasasila Bandung memasukan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan prinsip-prinsip Nehru, sebagai berikut :
DASASILA BANDUNG KONFERENSI ASIA AFRIKA 1955
  1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat  di dalam Piagam PBB;
  2. Menghormati kedaulatan dan integritas territorial semua bangsa;
  3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun kecil;
  4. Tidak melakukan campur tangan atau intervensi dalam persoalan-persoalan dalam negeri Negara lain;
  5. Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara individu maupun secara kolektif, yang sesuai dengan piagam PBB;
  6. (a) Tidak menggunakan peraturan-peraturan dan pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu Negara besar, (b) Tidak melakukan campur tangan terhadap Negara lain;
  7. Tidak melakukan tindakan maupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu Negara;
  8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan cara damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrase, atau penyelesaian masalah hokum, ataupun lain-lain cara damai, menurut pihak-pihak yang bersangkutan, yang sesuai dengan piagam PBB;
  9. Memajukan kepentingan bersama dan kerja sama; serta
  10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.
Dampak yang muncul dari pelaksanaan Konferensi Asia Afrika sebagai berikut.

a. Berkurangnya ketegangan dan bahaya perang terkait dengan permasalahan Taiwan, setelah Chou En Lai (Cina) bersedia berunding dengan Amerika.

b. Politik netral yang dijalankan oleh India, Indonesia, Burma, dan Sri Lanka mulai mendapat dukungan dari negara-negara yang terjepit di antara kepentingan Blok Rusia dan Blok Amerika. Misalnya Yugoslavia dan Austria.

c. Keputusan KAA tentang penghapusan ras diskriminasi pun mulai bergema. Australia mulai menghapuskan White Australia Policy.

d. Keputusan KAA untuk mendukung tuntutan Indonesia atas Irian Barat, menyebabkan paniknya Belanda karena Belanda harus menghadapi Blok Asia Afrika dalam persidangan PBB.

Itulah beberapa akibat langsung dari KAA. Semangat Bandung pun mulai menggema ke seluruh dunia, mempengaruhi dan mengubah peta politik dunia saat itu. Konferensi Asia Afrika menunjukkan masa kebangkitan bagi bangsa Asia-Afrika agar sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : DASASILA BANDUNG KONFERENSI ASIA AFRIKA 1955

0 komentar:

Posting Komentar